Sebuah fenomena yang sering dialami oleh orangtua adalah memiliki anak yang pemilih dalam memilih makanan, atau yang biasa disebut sebagai “picky eater”. Hal ini seringkali membuat orangtua merasa khawatir akan nutrisi yang diterima oleh anak mereka dan berdampak pada tumbuh kembang anak.
Seorang nutrisionis, Fitri, mengatakan bahwa anak yang menjadi picky eater cenderung memiliki risiko kekurangan gizi karena mereka cenderung memilih makanan yang hanya mereka sukai. “Anak yang picky eater seringkali hanya mau makan makanan tertentu seperti makanan cepat saji atau makanan manis yang kurang mengandung nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan mereka,” ujar Fitri.
Kekurangan gizi pada anak dapat berdampak buruk pada tumbuh kembang mereka. Anak yang kekurangan gizi cenderung memiliki berat badan yang kurang optimal, gangguan pertumbuhan, dan kelemahan pada sistem imun mereka. Hal ini dapat menyebabkan anak lebih rentan terhadap penyakit dan infeksi.
Fitri menyarankan agar orangtua tidak terlalu memaksa anak untuk makan makanan yang mereka tidak sukai, namun lebih baik mencari cara untuk mengubah pola makan anak agar lebih seimbang. “Orangtua dapat mencoba memasukkan sayuran dan buah-buahan ke dalam makanan favorit anak, atau memberikan contoh dengan mengonsumsi makanan sehat di depan mereka,” tambah Fitri.
Selain itu, penting juga bagi orangtua untuk memberikan contoh pola makan yang sehat kepada anak. Anak cenderung meniru apa yang dilakukan oleh orangtua mereka, jadi jika orangtua mengonsumsi makanan sehat, anak juga akan cenderung mengikuti pola makan yang sama.
Dengan memberikan perhatian lebih pada pola makan anak dan mengubah kebiasaan makan anak yang picky eater, orangtua dapat membantu anak mereka mendapatkan nutrisi yang cukup untuk tumbuh kembang mereka. Jadi, jangan biarkan picky eater menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak, namun berikanlah perhatian lebih pada pola makan anak agar mereka dapat tumbuh menjadi anak yang sehat dan kuat.